Boleh saja kita kaget. Rematik pada anak?  Bukankah selama ini rematik identik dengan orang lanjut usia?  Ternyata tidak demikian. Penyakit rematik autoimun bisa menyerang anak-anak. Data Arthritis Foundation menunjukkan 300.000 anak di Amerika menyandang arthritis (radang sendi). Mereka disebut sebagai penyandang Juvenile Idiopatic Arthritis (JIA).

Apakah penyebab JIA dan apakah JIA menular?

Istilah idiopatik sebernarnya menunjukkan penyebab pastinya belum diketahui. Tidak ada satu bukti ilmiahpun yang bisa membuktikan peran makanan, toksin, alergi atau kekurangan vitamin pada proses terjadinya JIA. Diduga faktor genetik berperan penting dalam terjadinya penyakit ini. JIA tidak menular dan merupakan penyakit rematik autoimun.

DokterRematik Autoimun.com - JIA Rematik Anak 1

Jenis-jenis Rematik Anak / JIA

Bagaimanakah gejala Rematik Anak (JIA)?

Terdapat 6 jenis atau tipe JIA. Gejalanya bisa berbeda 1 dengan yang lain.

  1. JIA sistemik (10%).

Menyebabkan nyeri sendi pada satu atau lebih sendi dan disertai demam tinggi,  lebih dari >39◦ C. Kondisi ini berlangsung minimal selama 2 minggu. Sering terjadi bercak-bercak pada kulit. Bisa disertai dengan pucat (anemia) pembesaran kelenjar , pembesaran limfa dan hati.

  1. JIA oligoartikular.

Ditandai oleh nyeri sendi kurang dari 4 sendi dan biasanya menyerang lutut, pergelangan kaki dan siku. Pada tipe ini sering terjadi uveitis (radang pada mata) , terutama pada anak dengan ANA positif.

  1. JIA poliartikular (25%).

Gejalanya radang sendi pada lebih dari 5 sendi terutama sendi jari tangan, tetapi juga bisa menyerang sendi besar seperti lutut. JIA poliartikular bisa Rheumatoid factor +, dan bisa RF-. Bentuk RF+ hampir menyerupai Rheumatoid Arthritis yang dewasa dan dapat berat gejalanya.

  1. Juvenile Psoriatic Arthritis.

Ini adalah bentuk radang sendi yang terjadi pada penyandang psoriasis. Psoriasis adalah kelainan kulit yang ditandai oleh bercak merah bersisik pada kulit. Radang sendi bisa terjadi bertahun-tahun sesudah gejala kulit. Sendi yang paling sering terkena adalah lutut , pergelangan kaki, jari kaki dan jari tangan.

  1. JIA dengan enthesitis.

Terdapat nyeri tekan pada daerah perlekatan tendon , ligament pada tulang. Biasanya disertai radang sendi pada kaki, lutut dan pinggul (hip). Sering disebut spondiloartritis dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki usia 8-15 tahun, dan sering ditemukan HLA-27 yang positif.

  1. Undifferentiated Arthritis

Radang sendi pada anak-anak yang tidak memenuhi salah satu kriteria diatas.

DokterRematik Autoimun.com - JIA Rematik Anak

Kenali Gejala Rematik Anak / JIA

Kapan anda mencurigai anak anda menyandang JIA?

Apabila terdapat beberapa gejala di bawah ini :

  1. Nyeri dan hangat pada sendi
  2. Bengkak dan nyeri tekan pada sendi
  3. Demam berulang tanpa ada sebab lain
  4. Kaku sendi terutama pada pagi hari
  5. Tidak mampu membengkokkan atau meluruskan sendi dengan sempurna
  6. Penurunan kemampuan fisik
  7. Kelemahan dan kelelahan
  8. Pembesaran kelenjar
  9. Gangguan tidur
  10. Penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan
  11. Pucat (anemia).

Tidak semua gejala diatas harus dialami oleh penyandang JIA.

 

Bagaimana Rheumatologist menegakkan diagnosis JIA?

Konsultan Reumatologi akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menegakkkan diagnosis JIA. Pada awal rheumatologist akan melakukan wawancara untuk menilai keluhan nyeri sendi anak anda. Kemudian akan dilakukan pemeriksaan fisik anak untuk menilai secara objektif nyeri sendi anak anda. Selain nyeri sendi, kelainan kulit dan kelainan mata membantu proses diagnosis. Berdasarkan pemeriksaan awal dapat ditentukan kemungkinan tipe JIA apa yang dialami anak anda. Sehingga pemeriksaan selanjutnya berdasarkan penilaian awal ini.

 

Pemeriksaan penunjang apa yang dapat dilakukan oleh Rheumatologist untuk menegakkan diagnosis?

  1. Pemeriksaan labotorium darah

Rheumatologist dapat melakukan pemeriksaan darah untuk menegakkan diagnosis misalnya

  • Pemeriksaan standart seperti darah rutin, fungsi hati, fungsi ginjal dan urin.
  • Laju endap darah (LED) dan CRP sebagai petanda radang/inflamasi
  • Tes Antinuclear Antibody (ANA)
  • Rheumatoid Factor (RF) dan anti-cyclic citrullinated peptide (anti-CCP)
  • HLA-B27 yaitu petanda genetik
  1. Pemeriksaan Radiologi sesuai indikasi misalnya X Ray, MRI atau USG sendi untuk menilai derajat kerusakan sendi.

 

Setelah diagnosis ditegakkan pengobatan apa yang dapat dilakukan?

Berdasarkan pedoman dari American College of Rheumatology,  beberapa obat dibawah ini dapat diberikan pada pasien dengan JIA. Pemilihan jenis obat sangat tergantung pada penilaian Rheumatologis.

  1. Anti inflamasi non steroid, misalnya naproxen, ibuprofen

2. Disease-modifying Antirheumatic Drug (DMARD), misalnya metotrexat, sulfasalasin, lefluonamid dan hidroksikloroquin

3. Agen Biologik misalnya Abatacept, adalimumab, canakinumab, etanercept dan tocilizuma yang di setujui oleh FDA untuk  penggunaan pada anak.

4. Kortikosteroid, diberikan dalam dosis serendah mungkin yang dapat ditoleransi. Dapat diberikan dalam bentuk injeksi lokal pada sendi ataupun yang diminum. Kortikosteroid misalnya metilprednisolon, prednisone dll.

 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada rematik anak (JIA)

  • Jangan sepelehkan keluhan nyeri dan bengkak sendi
  • Anak bisa mengalami radang sendi kronik. 1 dari 1000 anak meyandang radang sendi kronik oleh karena berbagai sebab.
  • Penyebab rematik anak belum diketahui secara pasti, diduga ada peran faktor genetik. Alergi, makanan, toksin dan kekurangan vitamin tertentu tidak terbukti secara ilmiah berperan pada terjadinya JIA.
  • Meskipun tidak dapat disembuhkan , tetapi pengobatan pada JIA sangat penting dan remisi dapat dicapai dengan pengobatan yang teratur.
  • Diagnosis dini, terapi dini sangat penting untuk mencegah kerusakan/ cacat sendi permanen. Terapi awal akan mencegah gangguan tumbuh kembang pada anak.

 

Mari belajar lebih banyak lagi tentang penyakit Rematik Anak,

dr. Sandra Sinthya Langow, SpPD-KR
Internist Rheumatologist
Siloam Hospital Lippo Village
Tangerang Banten