Mungkin kita sering mendengar kata vaskulitis, tapi kemudian bingung apa sesungguhnya vaskulitis itu. Tidak usah kawatir, vaskulitis memang tidak mudah dipahami, apalagi oleh orang awam. Dalam artikel ini saya akan berusaha membahas mengenai vaskulitis dalam bahasa sederhana.
Dok, oleh dokter saya dikatakan vaskulitis, penyakit apa itu dok?
Vaskulitis adalah istilah untuk kumpulan penyakit dengan gejala utama inflamasi atau peradangan pada pembuluh darah. Yang dimaksud dengan pembuluh darah adalah arteri dan vena. Vaskulitis bukan suatu penyakit tunggal, melainkan terdiri dari banyak penyakit, yang bisa menyerang organ seluruh tubuh. Gejalanya bisa sangat ringan atau tidak bergejala, namun tidak jarang sangat berbahaya dan mengancam nyawa.
Apa penyebab vaskulitis dok?
Saat ini para ahli belum bisa menentukan dengan pasti penyebab vaskulitis. Beberapa teori menunujukkan keterkaitan vaskulitis dengan unsur genetik, autoimun, infeksi virus dan bakteri, obat-obat tertentu. Kondisi autoimun adalah suatu keadaan dimana sistem imun (sistem pertahanan tubuh) yang tadinya berfungsi sebagai pelindung tubuh, malah berfungsi salah menyerang sel yang sehat. Pada vaskulitis menyerang pembuluh darah yang sehat. Akibatnya terjadi peradangan pada pembuluh darah tersebut. Tidak jarang vaskulitis menyertai penyakit Rematik Autoimun lain seperti Lupus, Skleroderma, Rheumatoid Arthritis, Sjogren’s Syndrome dan masih banyak lagi.
Siapa yang bisa terkena vaskulitis dok?
Vaskulitis bisa mengenai semua orang dari berbagai lapisan usia dan pada semua jenis kelamin. Tergantung dari jenis vaskulitisnya misalnya Kawasaki dan Henoch-Schonlein umumnya mengenai anak-anak, sedangkan Giant cell Arteritis biasanya terjadi pada usia diatas 50 tahun.
Diagnosis Vaskulitis sangat sulit
Pendapat tersebut tidak salah. Vaskulitis sangat beraneka ragam. Gejalanya pun berbeda-beda, kadang tidak khas dan menyerupai penyakit lain. Terlebih lagi karena penyakit ini sangat jarang sehingga orang sering tidak banyak yang paham. Vaskulitis biasanya dicurigai apabila ada suatu penyakit kronis yang melibatkan lebih dari satu organ. Gejalanya bisa bermacam-macam :
- Vaskulitis pembuluh darah besar : nyeri di kaki, luka yang tidak sembuh-sembuh, tekanan darah lengan kanan dan kiri tidak sama, dan tidak ada denyut nadi.
2. Vaskulitis Pembuluh darah sedang : benjolan di kulit, luka yang tidak sembuh-sembuh, gangren jari, mononeuritis
- Vaskulitis pembuluh darah kecil : purpura(bercak kemerahan berupa bitnik-bintik), biduran , radang pada ginjal, gangguan paru dan radang mata.
Bagaimana diagnosis Vaskulitis?
Rheumatologist akan melakukan satu atau beberapa tes dibawah ini sesuai dengan indikasi:
1. Tes darah : laju endap darah, CRP, darah rutin , fungsi hati, fungsi ginjal, tes untuk hepatitis B dan hepatitis C, ANCA (Antineuthrophil Cytoplasmic Antibodies) dll
2. Tes urin untuk melihat adanya darah atau kebocoran protein di dalam urin
3. Tes Radiologi, misalnya CT-scan atau MRI untk melihat pembuluh darah yang terkena.
4. Angiografi yaitu suatu prosedur yang memungkinkan dokter untuk melihat langsung pembuluh darah yang terkena.
5. Biopsi , dengan mengambil contoh jaringan ikat/kulit dan diperiksa di mikroskop untuk melihat ada tidaknya radang pada pembuluh darah.
Banyak jenis vaskulitis, dan beberapa diantaranya adalah bagian dari penyakit Rematik Autoimun seperti lupus, Rheumatoid Arthritis, Lupus, Skleroderma dan Sjogren. Jenis ini kita sebut Vaskulitis sekunder ( Ada penyakit lain yang mendasarinya).
Bagaimana dengan vaskulitis Primer dok?
Vaskulitis primer merupakan suatu kondisi penyakit tersendiri , yang terdiri dari :
- Bechet’s syndrome
Vaskulitis sistemik yang ditandai dengan sairawan berulang, luka-luka pada alat kelamin, uveitis (radang mata), dan kelainan kulit. Gejala lain yang dapat terjadi misalnya nyeri sendi, thrombosis vena, dan kadang gangguan pada sistem saraf pusat seperti meningitis atau meningoensefalitis.
2. Takayasu arteritis.
Vaskulitis yang mengenai aorta (pembuluh darah besar dan cabang-cabangnya), lebih banyak pada wanita terutama usia 30 tahunan . Gejalanya seperti nyeri kepala , hilangnya denyut nadi, nyeri tungkai, perbedaan tekanan darah lengan kiri dan kanan, hipertensi , nyeri sendi, dan dapat terjadi demam lama.
- Giant cell arteritis.
Terutama mengenai arteri temporal, arteri di daerah dahi , biasanya pada usia lebih dari 50 tahun. Utamanya adalah nyeri kepala, nyeri tekan pada kulit kepala terutama di daerah dahi dan belakang kepala, dapat disertai hilangnya penglihatan dan nyeri di daerah rahang.
4. Poliarteritis nodusa
Vaskulitis ini paling sering terjadi pada usia antara 40 -60 tahun. Paling sering disebabkan oleh virus hepatitis B. Penyebab lain seperti HIV, CMV dan parvo virus.
Gejalanya kadang tidak spesifik seperti nyeri sendi, lemas, nyeri otot, demam , kelainan kulit, bercak kemerahan , benjolan di kulit , berat badan menurun , hipertensi, nyeri otot dan neuropati.
- Wagener’s granulomatosis.
Vaskulitis ini terutama menyerang usia diatas 40 tahun dengan gejala sinusitis, hidung tersumbat, pembengkakan hidung, pendarahan hidung, gangguan laring (suara serak, nafas berbunyi), demam dan dapat disertai gangguan paru ( batuk darah dan sesak nafas), gamgguan ginjal (darah pada urin),nyeri sendi dan neuropati.
6. Churg-Strauss Syndrome
Kelainan ini lebih sering terjadi pria , usia 40-50 tahun. Gejalanya bisa terjadi demam, nyeri sendi dan berat badan turun. Keluhan yang lain seperti kelainan kulit berupa kemerahan dikulit, benjolan kulit dan bercak putih, gangguan saraf, astma, gangguan pada sinus di hidung. Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan sel eosinofil yang tinggi atau pada biopsi jaringan ditemukan eosinophil.
Kriteria American College of Rheumatology untuk Churg-Strauss syndrome adalah minimal 4 dari 6 kriteria harus terpenuhi :
- Ada Asma
- Sel eosinophil lebih daru 10% pada pemeriksaan darah putih
- Gangguan saraf, mononeuropati atau polineuropati
- Kelainan paru
- Kelainan sinus di hidung
- Biopsi pada jaringan diluar pembuluh darah terdapat eosinofil
7. Henoch schonlein purpura
Ini adalah jenis vaskulitis yang terutama terjadi pada anak-anak dibawah usia 10 tahun.
Gejalanya cukup khas muncul bercak-bercak kemerahan pada kaki disekitar betis dan daerah bokong. Dapat disertai radang sendi dan komplikasi pada usus.
Berdasarkan kriteria American College of Rheumatology (Perhimpunan dokter Rheumatologist Amerika), untuk diagnosis Henoch schonlein purpura membutuhkan minimal 2 dari 4 kriteria di bawah ini:
- Usia kurang 20 tahun
- Purpura (bercak kemerahan) yang teraba dan bukan karena trombosit yang rendah
- Nyeri perut yang memburuk dengan makan atau pendarahan saluran cerna/ buang air besar darah
- Biopsi memperlihatkan sel granulosit pada dinding pembuluh darah arteri dan vena
- Cryoglobulinemia vasculitis.
Banyak terkait dengan hepatitis C, nyeri sendi dan bercak kemerahan pada kulit adalah salah satu gejalanya. Sering terjadi gangguan ginjal pada vaskulitis jenis ini.
9. Tromboangitis obliterans (Buerger’s disease)
Lebih banyak pada pria perokok diatas usia 40 tahun, disertai nyeri dan luka ulserasi pada kaki. Kaki menjadi dingin dan pucat, nadi tidak teraba, dan bisa terjadi kematian jaringan (kaki kehitaman).
Nah itu sekilas tentang jenis-jenis vaskulitis. Namanya susah diingat ya? Tidak masalah , yang penting kita belajar kenal dulu apa itu vaskulitis. Jika ada gejala-gejala yang menyerupai sebaiknya segera ke Rheumatologist untuk konfirmasi diagnosis yang tepat untuk anda.
Mari kenali gejala awal vaskulitis,
dr. Sandra Sinthya Langow, SpPD-KR
Internist Rheumatologist
Siloam Hospital Lippo Village
Tangerang Banten
Salaam dokter.
Hasil ANAProfile saya Centromere B strong positif (+++). Yg saya alami, tungkai kaki (utama nya kiri) sering bengkak dok, nyeri hebat di semua sendi dok, lalu rambut rontok banyak sekali, dulu tdk ada asma saat ini menurut dr.Sp.P ada asma, lalu mata kering (sdh kontrol ke dr.Sp.M), kulit juga kering. Dari semua yg saya alami, ai saya jenis yg mana ya dok?
selamat sore. untuk menentukan jenis Ai tidak bisa hanya berdasarkan informasi gejala yang dirasa dan hasil ANA profile saja. ada pemeriksaan klinis yang dilakukan oleh dokter terhadap pasien lalu dikombinasikan dengan pemeriksaan penunjang lainnya yang diperlukan. untuk memperjelas diagnosa silahkan konsultasikan dengan dokter yang merawat sehingga diagnosanya pasti dan bisa mendapatkan penanganan yang tepat.