Halo sahabat Reumatik Autoimun,
Rasanya, dinding-dinding ruang praktik saya menjadi saksi setiap hari atas pertanyaan pasies: “Kapan saya remisi, Dok?’
Iya, remisi tampaknya menjadi kata paling favorit kedua yang dilontarkan oleh pasien autoimun. Pertanyaan favorit nomor satu adalah: “Apakah saya bisa sembuh, Dok?”
Remisi adalah dambaan semua penyandang autoimun. Dan, remisi memang akan diperoleh ketika penyandang autoimun berada dalam keadaan stabil serta pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil yang baik.
Namun, mengapa begitu susah untuk sampai pada kondisi remisi, Dok? Susah sih enggak. Pada orang dengan autoimun, gejala itu datang dan pergi.
Parameter Remisi
Remisi ditentukan oleh dokter berdasarkan pemeriksaan yang menyeluruh pada kondisi Anda. Maka, belum tentu Anda remisi walau Anda merasa tidak ada keluhan sama sekali. Lagipula, kriteria remisi pada penyakit reumatik autoimun berbeda-beda. Artinya, tiap-tiap reumatik autoimun berbeda gejalanya dan berbeda cara untuk memantau kondisinya.
Menentukan remisi pada lupus berbeda dengan remisi pada Artritis Reumatoid. Kriteria remisi ini ada pedoman khususnya dan dipergunakan oleh seluruh reumatologis/SpPD –KR di seluruh dunia. Yuk kita bahas lebih detail contoh kriteria remisi pada beberapa jenis reumatik autoimun.
Contoh pertama pada Artritis Reumatoid(AR)
Konsultan reumatologi menggunakan skor DAS 28 dan penyandang AR disebut remisi jika skor kurang dari 2,6.
Dokter akan menghitung skor ini memakai kriteria, yaitu berdasarkan:
-Jumlah sendi yang sakit saat diperiksa,
-Jumlah sendi yang bengkak,
-Laju endap darah atau CRP (pemeriksaan darah), dan
-Penilaian kesehatan secara umum.
Bagaimana menentukan remisi pada lupus?
Reumatologis akan menggunakan skor yang disebut SLEDAI. Disebut remisi jika :
- SLEDAI 0,
- PGA <0,5, dan
- konsumsi prednison≤5 mg/hari.
SLEDAI terdiri dari keluhan fisik Anda dan pemeriksaan laboratorium, kemudian dibuat skor. Semakin kecil skornya pertanda kondisi Anda semakin baik. Sedangkan PGA adalah Physician’s Global Assessment, sebuah penilaian dokter terhadap kondisi umum pasien lupus.
Nah, penentuan remisi tidak gegabah kan? Kriteria ini diperiksa hanya oleh dokter ahli dengan panduan resmi ya. Jadi bukan opini dokter saja. Maka, sebelum mengatakan diri Anda remisi, pastikan pernyataan itu sudah melalui pemeriksaan oleh dokter atau reumatologis yang merawat Anda.
Alasan Mengapa Anda Sulit Mencapai Remisi
To the point ya, biar Anda langsung paham nih mengapa penantian akan remisi begitu lama.
Alasan pertama, kemungkinan karena Anda sering putus pengobatan.
Ingat ya, pengobatan yang tidak teratur akan mengakibatkan inflamasi (peradangan)kronis yang berlangsung terus menerus. Apa akibatnya? Tentu, proses kerusakan organ tubuh berjalan terus juga.
Alasan kedua, Anda memang terlambat terdiagnosis.
Gejala sudah Anda rasakan seperti munculnya nyeri sendi. Namun, Anda anggap enteng. Sesekali Anda hanya meminum obat penghilang rasa nyeri. Anda menjadi dokter untuk diri Anda sendiri. Nah, yang begini ini akan mengakibatkan keterlambatan pengobatan. Otomatis akan mempersulit remisi.
Misalnya pada Artritis Reumatoid, jika diobati dalam dua bulan pertama sejak gejala muncul tentu Anda akan cepat membaik. Sebaliknya kalau Anda baru menemui reumatologis setahun kemudian, kemungkinan besar radang sendi Anda sudah memberat dan sulit mencapai remisi. Pengobatan Anda memerlukan lebih dari satu obat. Remisi terjadi semakin lambat.
Alasan ketiga, Anda menunda-nunda pengobatan.
Ada masa emas (golden period) pada setiap penyakit reumatik autoimun, biasanya beberapa bulan pertama sejak mulai sakit. Maka, menunda-nunda pengobatan—terkadang karena berat untuk menerima kenyataan—akan membuat penyakit Anda semakin parah. Ini alasan kuat mengapa Anda belum juga remisi.
Contohnya pada orang dengan lupus. Mereka yang langsung mendapat pengobatan pada tiga bulan pertama sejak munculnya gejala akan cepat dinyatakan remisi. Sebaliknya, jika ditunda-tunda bisa terjadi kebocoran protein di urin dan terganggunya fungsi ginjal (lupus ginjal). Mereka juga dapat mengalami kejang dan gangguan kesadaran seperti lupus otak, dan gejala lain seperti sesak nafas, nyeri dada, gangguan paru, dan gangguan jantung. Ya, kalau organ dalam sudah terganggu maka remisi pun butuh waktu lebih panjang lagi untuk dicapai.
Alasan keempat, kondisi psikologis Anda sedang buruk
Berpengaruh, ya Dok? Iya lah. Rasa cemas dan kekhawatiran yang berlebihan akan menimbulkan masalah baru. Keluhan-keluhan fisik Anda akan muncul, perhatian anda teralih, tidak lagi berfokus pada hal yang benar yaitu merencanakan pengobatan yang optimal dan menerapkan pola hidup sehat. Tahu kan, stres bakal memperburuk penyakit autoimun Anda.
Alasan kelima, Anda tidak memiliki pengetahuan yang benar tentang penyakitnya
Hanya percayai sumber terpercaya untuk seluk beluk penyakit Anda. Konsultasi lah kepada Internist konsultan reumatologi (SpPD-KR) untuk permasalahan penyakit Reumatik Autoimun anda. Saat pengetahuan Anda terbatas atau Anda mempercayai informasi yang salah maka Anda akan tergoda untuk mencoba-coba mengobati penyakit Anda sendiri. Saat tak sembuh dan makin parah gejalanya, Anda baru menemui dokter spesialis. Hal ini akan mempersulit remisi.
Alasan keenam, pola hidup Anda tidak sehat
Terapkan pola hidup sehat saat ini juga. Merokok jadikan kenangan masa lalu saja. Demikian juga dengan alkohol, putus hubungan secepatnya ya. Perbanyak makan sayur dan buah segar serta batasi daging merah. Biasakan juga untuk berolah raga secara teratur. Dan, tak kalah pentingnya adalah beristirahatlah secara cukup dan teratur. Simpel kan? Iya, berat menjalaninya bila dilakukan dengan terpaksa. Maka enjoy dan nikmati gaya hidup sehat.
Semoga teman –teman sudah paham ya hal-hal yang bisa menghambat remisi Anda.
Ya, Anda cek alasan-alasan di atas mengapa Anda belum juga remisi. Beda penyakit, beda kondisi, beda obat, dan beda pula waktu untuk remisi. Semoga Anda cepat remisi ya. Agar dosis obat Anda juga dapat disesuaikan Kembali.
dr. Sandra Sinthya Langow, SpPD-KR
Internist Konsultan Reumatologi (Rheumatologist)
Siloam Hospital Lippo Village
FB: Dokter Rematik Autoimun | IG: @AutoimunRematikInfo
Komentar Terbaru