Penyakit rematik merupakan keluhan yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini mencakup kelainan pada tulang, sendi, otot dan jaringan lunak disekitarnya. Namun sayangnya pemahaman masyarakat luas tentang penyakit reumatik masih sangat kurang. Sehingga sebahagian besar dari penderitanya datang terlambat.

Karena itu kali ini penting bagi kita untuk mengetahui bahwa sebenarnya Penyakit rematik dapat disebabkan oleh lebih dari 100 jenis penyakit. Sayangnya, biasanya orang awam menganggap rematik hanya satu penyakit saja. Padahal sejatinya masing-masing penyakit rematik memiliki sebab yang berbeda-beda dan cara pengobatannya juga berbeda. Sebab itu perlu pemahaman terhadap gejala awal penyakit rematik, karena hal ini akan meningkatkan kecepatan diagnosis dan mencegah keterlambatan terapi.

Gejala rematik yang mudah dirasakan adalah nyeri sendi atau otot. Apabila rasa nyeri ini menetap lebih dari 2 minggu sebaiknya segera berkonsultasi pada  Konsultan Reumatologi untuk menentukan penyebabnya. Tapi nyeri sendi bukan satu-satunya gejala penyakit rematik, karena pada Penyakit rematik autoimun bisa menyerang organ tubuh yang lain. Contohnya penyakit Lupus gejala awalnya selain nyeri sendi dapat disertai kemerahan di kulit, sering sariawan, rambut rontok, pucat, bahkan gangguan ginjal dan paru. Contoh lain adalah skleroderma, suatu penyakit dengan gejala kulit mengeras.penyakit ini dapat disertai oleh gangguan jantung dan paru. Bahkan penyakit rematik yang umum seperti asam urat dapat datang dengan keluhan batu ginjal

Yang patut menjadi perhatian adalah Penyakit rematik dapat mengenai segala lapisan usia. penyakit rematik bisa menyerang bayi misalnya neonatal lupus, serta anak dan remaja  misalnya  juvenile ideopatik arthritis. Lupus lebih banyak mengenai usia produktif 20-30 tahun. Sedangkan Artritis Reumatoid umumnya menyerang usia 40-an. Pada orang tua biasanya terkena osteoartritis atau pengapuran sendi.

Penyakit rematik memiliki keistimewaan tersendiri. Proses diagnosisnya membutuhkan kombinasi gejala klinis dan pemeriksaan penunjang (laboratorium dan radiologi). Beberapa penyakit rematik yang sering ditemukan adalah artritis rheumatoid, osteoartritis (pengapuran), gout (rematik asam urat), lupus, vaskulitis dan penyakit rematik luar sendi (penyakit rematik jaringan lunak).

Berikut penjelasan singkat mengenai beberapa penyakit rematik yang sering ditemukan di masyarakat kita. Artritis Reumatoid, adalah penyakit rematik yang banyak meyerang perempuan . Gejala awal penyakit ini adalah nyeri sendi terutama pada jari tangan. Nyeri terutama dirasakan pada pagi hari, disertai kaku sendi di pagi hari. Pengobatannya, pertama, dengan obat untuk menghilangkan nyeri dan kaku. Biasanya golongan ini hanya penghilang sakit sementara. Kedua, adalah obat yang paling penting yaitu obat yang dapat mencegah kerusakan /cacat sendi permanen. Golongan obat ini disebut obat rematik khusus seperti metotrexat, sulfasalasin, hidroksikloroquin, dan golongan agen biologik.

Osteoartritis atau pengapuran sendi (menurut orang awam), adalah penyakit tulang rawan sendi yang banyak diderita orang tua. Penyebabnya antara lain karena kegemukan, riwayat cedera sendi sebelumnya, usia tua dan penggunaan berlebihan.

Gout adalah penyakit karena asam urat yang berlebihan. Gejalanya nyeri sendi hebat tiba-tiba yang akan membaik dalam beberapa hari. Apabila tidak diobati dapat terjadi penumpukan asam urat di kulit dan sendi yang disebut tophus. Asam urat juga dapat menimbulkan batu ginjal dan kerusakan ginjal.

Lupus merupakan penyakit rematik autoimun yang dapat menyerang organ disuluruh tubuh.  Gejala awal dapat berupa nyeri sendi, bercak kulit yang menahun, rambut rontok, demam berulang dan sariawan berulang.

Vaskulitis adalah penyakit rematik yang disebabkan oleh peradangan pembuluh darah. Gejalanya biasanya adalah luka atau borok yang kambuhan pada kulit. Selain mengenai kulit, vaskulitis juga bisa mengenai organ diseluruh tubuh misalnya ginjal dan otak.

Penyakit rematik luar sendi adalah penyakit rematik yang mengenai jaringan lunak disekitar sendi, misalnya tendon, bursa dan ligament.

Menanggapi kebiasaan masyarakat yang merasa cukup dengan mengonsumsi jamu, perlu diingat bahwa sebagian besar obat tradisional belum teruji secara ilmiah. Hanya sebagian kecil yang sudah teruji dan terdaftar secara resmi. Apabila belum teruji berarti komposisinya belum tentu tepat. Akibatnya, dampaknya bukan saja seringkalli tidak bermanfaat, tapi juga bisa menyebabkan gangguan ginjal dan pendarahan lambung.

Banyak juga para wanita yang mengeluhkan dampak dari Osteoporosis. Alangkah baiknya kita tahu bahwa osteoporosis adalah penyakit keropos tulang yang menyebabkan tulang lebih mudah patah meskipun pada trauma ringan, seperti kepeleset di kamar mandi bahkan karena ini bias menyebabkan patah tulang panggul.

Pencegahannya, dilakukan diagnosis osteoporosis yang ditegakkan dengan menggunakan alat Bone Densitrometri. Alat ini akan menunjukkan adanya penurunan kepadatan tulang sebelum tulang patah. Lebih lanjut osteoporosis bisa diperbaiki dengan suatu obat khusus, misalnya bifosfonat, bukan hanya dengan konsumsi kalsium saja. Jadi, konsumsi kalsium dan vitamin D tetap dibutuhkan tapi bukan sebagai obat utama yang bisa menyembuhkan osteoporosis.

Salam sehat,

dr. Sandra Sinthya Langow, SpPD-KR
Internist Rheumatologist
Siloam Hospital Lippo Village
Tangerang Banten